Thursday, March 17, 2016

Kenapa Harus Dekat dengan Dosen?

"Tulisanmu jelek banget to Es"
Waduhh, bapak dosen pake kritik masalah tulisan tangan. Ga sadar tadi ada yang menggunakan sandi rumput di papan tulis. Eh, kidding pak dos :D.


Saat kelas sudah berakhir dan keinginan menghirup udara segar sudah melampaui keinginan untuk meminum es buah ketika buka puasa.
"Es"
"Iya pak?"
"Tolong papan tulisnya dihapus ya "
"......." -_-


"Makasih ya Es"
"Anytime, sir"
Suka nih model dosen yang bilang terimakasih pake senyum.




Banyak mahasiswa yang ketika kuliah masih mempertahankan sikap "jaga-jarak" kepada dosen-nya. Entah karena sang dosen galak, killer, tidak menyenangkan, atau bahkan tidak pandai bersosialisasi terhadap dosen terlebih dahulu. Sebagian dari mereka berpikir bahwa ketika kuliah kita hanya perlu menangkap ilmu yang sisampaikan. Jika diperlukan intermezo dalam kelas boasa nya dosen yang memulai. Sehingga kita tidak perlu terlalu akrab dengan dosen.


Bagi mereka yang menyukai interaksi dengan orang lain tentu tidak sulit memulai percakapan dengan dosen dan membuatnya semakin akrab. Mereka menyadari bahwa dengan menambah "kenalan" atao teman dapat memberi kemudahan dalam hidup. Baik secara langsung maupun tidak langsung.

Seperti hal nya ketika ada beberapa informasi tentang beasiswa. Memang semua akan tahu tentang informasi tersebut, namun berbeda dengan mahasiswa yang telah akrab dengan banyak dosen. Tentu lebih mudah menggali informaai tentang hal itu.
Contoh lain ketika saling berpapasan di jalan. Entah dosen atau mahasiswa yang menyapa terlebih dahulu, namun ketika ada interaksi saling menyapa di jalan tentu kita akan tersenyum. Dengan tersenyum dapat memberikan aura positif bagi tubuh kita.
Ditambah kemudahan berkonsultasi tentang materi juga lebih mudah dilakukan.



 Jaringan yang semakin luas akan membuat kita mengenal banyak orang dengan banyak karakter dan sikap. Kita juga bisa mendapat banyak ilmu dari mereka yang sudah ahli

2 comments: