Thursday, July 20, 2017

Keyakinan Baru

Www.google.com
Pukul 15.00 WIB. Aku datang lima belas menit lebih awal dari waktu yang kami sepakati. Coklat panas di depanku belum kusentuh sama sekali. Jantungku berdegup kencang, hatiku masih dilema antara harus mengatakan atau tidak. AC kafe ini terasa lebih dingin dari biasanya.


Lima belas menit aku menunggu dalam  lamunan. Kemudian pintu kafe  berderak halus tanda seseorang masuk. Dia, jantungku semakin berdegup saat melihatnya, seperti sesak. Aku butuh oksigen.


Dia melangkah mendekatiku, menyapa lebih dulu, "hay Sil".


Aku benci dia, kenapa dia selalu tersenyum manis saat kami bertemu? Kenapa dia tak pernah membalas pesan-pesanku dulu? Kenapa dia membiarkanku menunggu tanpa kepastian 8tahun lamanya? Kenapa dia selalu diam?


Dua hari lalu, aku mengiriminya pesan untuk bertemu. Ada sesuatu hal penting yang harus aku sampaikan. Dia tak membalas pesanku walau dia membacanya. Kemarin, aku kirim pesan yang sama. Dia membalas kapan dan dimana. Aku atur segala waktu dan tempatnya, dia menyetujui.



Sekarang, dia duduk di depanku dengan muka manis yang selalu membuatku rindu kenangan 8tahun lalu saat kami masih berteman akrab. Selama 8tahun itu pula tak henti kusebut namanya dalam setiap doaku. Keyakinanku padanya tak pernah habis.


"Mas," aku tercekat saat akan melanjutkan kalimat berikutnya. Air mataku hampir menetes, dia masih menatapku dalam.

"Aku mau jujur." aku mengambil tisu di meja.

" aku telah menyiapkan ruang di hatiku untukmu. Aku menyukaimu sejak 8tahun lalu. Tapi kita sama-sama tahu, hubungan kita tidak baik. Tanpa ada komunikasi dan status selama itu. Aku menyukaimu mas."


Air mukanya berubah, senyumnya menghilang melihatku menangis. Ada wajah bersalah disitu. Aku belum masuk ke pembicaraan inti.


"Seseorang datang dan melamarku mas. Memberikanku keyakinan yang lain. Aku tahu ini tak akan mengubah apapun, tapi setidaknya aku telah mengungkapkan perasaanku padamu."


Aku masih berusaha menghapus air mataku. Benar atau salah, setidaknya aku telah menyatakan semuanya.


Dia sedikit terkejut saat aku mengatakan hal ini, memalingkan mukanya ke arah jendela, melihat jalanan dengan tatapan kosong. Dia kembali diam untuk 15menit kedepan.

5 comments:

  1. 😢😢😢😢

    ReplyDelete
  2. Wadooww berasa baca wattpad nih hahaha😂 bagus tulisannya

    ReplyDelete
  3. Sama, aku juga benci dia. Dia yang tidak melakukan apa apa, tapi berhasil membuat ku berharap. Senyum itu, mungkin bukan apa tapi seakan ada harapan.

    ReplyDelete