Sunday, December 11, 2016

Nayla Series : Wanita di Belakang Gilang

Hasil gambar untuk siluet kaki berjalan berdua
https://aphroditeluvapple.wordpress.com/

"Gilang"
"Hem?"
"Kamu percaya kalau di balik lelaki sukses itu ada wanita hebat?"
"Percaya dong"
"Kalau nanti kamu jadi orang sukses. Siapa yang nantinya akan menjadi wanita itu Lang?"
"Kamu mau?" kata Gilang tanpa menghentikan langkahnya.
"..."


Gilang meneruskan langkahnya meninggalkanku. Jantungku masih berdegup kencang, apa yang Gilang maksud tadi. Apakah dia mengijinkanku mendapat posisi itu? benarkah dia menginginkannya?


Gilang, seorang laki-laki yang kukenal enam tahun lalu. Satu-satunya orang yang membuatku percaya bahwa cinta pada pandangan pertama itu ada. Seorang yang membuatku bertahan walau kerap kehilangan jejaknya. 


Entah bagaimana bisa, tapi aku sangat jarang bertemu Gilang. Terakhir bertemu dengannya delapan bulan lalu saat pertandingan basket antar sekolah. Kini, kami melangkah bersama, membicarakan segala hal tanpa mempedulikan bahwa kami pernah tak saling menyapa dan menjadi sangat kaku. Bisa jadi, setelah pertemuan hari ini, aku tak kan bertemu atau bahkan memandang wajahnya untuk beberapa bulan kedepan. 


Dan walau aku masih bisa mengamati aktivitasnya melalui media sosial, aku tak pernah berani untuk menghubunginya lebih dulu. Aku takut membuatnya berpikir aku wanita agresif atau sejenisnya. Lagipula, pada beberapa kasus terdahulu, Gilang sangat slow respon dengan pesan-pesan yang kukirim, mungkin dia terlalu sibuk dan aku merasa menganggunga. Kini aku membiarkan semesta bekerja dengan skenario Tuhan untuk mempertemukanku dengannya secara alami, seperti hari ini.


Pertemuan  tanpa disengaja ini sungguh membuatku sangat senang. Kau tahu kan rasanya bertemu dengan seseorang yang kau suka, terlebih jika kau jarang bertemu dengannya. Aku tak dapat menggambarkan perasaan ini. Yang jelas, saat pertama kali mendapati wajahnya berada di depanku jantungku mulai berdegup kencang, sangat kencang. Dan kau mulai merasa bahwa kau memiliki penyakit saluran pernapasan yang membuatmu membutuhkan banyak oksigen dalam seketika. Kau tak dapat berkata-kata dan sikapmu akan sangat aneh saat dia menyapamu terlebih dahulu. Lututku lemas karena terlalu senang. Pernah kau merasakan yang seperti ini?


"Gimana rasanya jadi wanita hebat, Ai?" Gilang mengengok ke arahku yang masih belum beranjak satu langkahpun.
"Hah?" Pasti wajahku sangat jelek saat mengatakan ini.
"Jadi mau berapa lama kamu milih jadi wanita hebat di belakang sana? Gak mau jalan disamping aku?" 

Oh my God, Gilang baru saja menggodaku? Aku berjalan lebih cepat dan menyeimbangkan langkah disampingnya.


"Gilang" panggilku ketika kami telah melangkah bersisihan.
"Hem?"
"Kamu Krikk"
"Kok?"
"Iya, caramu nggak lucu."
"Tapi suka kan?"

Aku menunduk dan ... tersenyum.



12 comments: