Tuesday, March 22, 2016

Bersamamu lebih Menarik




Perjalanan paling menarik? Ah, aku tak tahu. Semua perjalan liburan yang pernah ku lewati memang menarik, namun aku tak kan bisa memutuskan bahwa yang satu lebih menarik dari pada yang lain. Semua sama.


Jangan katakan bahwa hidupku kurang piknik atau main ku kurang jauh. Aku cukup baik dalam mencari tempat wisata untuk berlibur. Mungkin bukan karena tempat, ada sesuatu lain yang belum kuketahui.


Aku pernah ke Pulau Seribu dengan kakak ku menaiki kapal yang membuatku mual. Menyusuri karang yang cantik dengan pelampung dan kaca mata renang. Aku juga pernah menuju puncak menikmati Sun rise yang sangat indah dikelikingi varietas tanaman di sabana. Atau mungkin berjalan dari Sindu Kusuma di Magelang ke stasiun Tugu pernah kulakukan. Semua menarik dan meninggalkan kenangan yang berbeda.


Lalu mengapa aku belum bisa memilih satu diantara mereka untuk kujadikan materi menulis tantangan minggu ini?


Ooo, I see. Atau mungkin karena kau tak ada dalam setiap perjalanan ku?
Yaa, pasti karena itu.


Apakah kau ingat beberapa kali kita bertemu di tempat yang sama?  Itu adalah kenangan yang tak mungkin ku lupa. Melakukan sesuatu hal bersamamu atau dengan keberadaanmu adalah sesuatu yang menarik.


Saat kau menjadi wasit dalam pertandinganku, menjadi coach untuk tim lawan, atau saat aku hanya melihatmu bermain dari pinggir lapangan. Semua sangat menarik.


Jadi, kapan kita kemana?

Bukan apa-apa. Aku hanya ingin melunasi tantangan bang Syaiha untuk menulis saja. Jangan kau berpikir terlalu jauh.



Jadi, untuk menulis perjalanan yang paling menarik.
Kapan kita kemana?

Imam Sholat Ku, Kakak Ipar ku




Bukan dia yang kau harapkan menjadi imam untuk keluargamu kelak, atau seseorang yang sangat kau puja hingga saat ini.
Imam sholatku kali ini adalah kakak iparku sendiri. Bukan, jangan kau pikir bahwa kakak ku sendiri tega mengambil calon imam bagi keluargaku kelak.

Imam sholatku saat ini adalah seseorang perempuan, sama denganku. Dia adalah orang yang kupikir telah mencuri seseorang yang berarti bagiku. Dia menjadi kakak iparku saat aku masih duduk di bangku sekolah menengah pertama.

Saat itu aku sedang ujian praktek hari terakhir, di lain tempat kakak pertama ku sedang melangsungkan pernikahan nya dengan seseorang yang menjadi imam sholatku ini. Setelah beberapa hari pernikahan mereka, aku merasa mulai ada yang hilang dari diriku. Separuh hatiku belum merelakan pernikahan mereka. Aku belum rela kakak pertamaku pergi jauh dan mengurangi waktu bermain nya denganku. Hanya karena dia telah menikah.

Mungkin itu yang terjadi pada sebagian orang yang telah menikah, atau semua. Mereka mengatur hidup baru dengan seseorang baru yang ada disisinya. Itu berarti pula mereka mulai mengurangi intensitas dengan yang lain. Bukan berarti melupakan.

Aku masih merasa kehilangan bahkan setelah bertahun-tahun mereka menikah. Aku tak pernah menyalahkan kakak iparku. Orang dewasa memang harus menikah.

Saat ada waktu berdua dengan kakak iparku, dia selalu menceritakan segalanya. Kisah cintanya di masa lalu, pekerjaan nya dulu yang melelahkan, hingga perkara tetangga sebelah yang tak bakal disebut namanya. Mungkin dia berkirir ketika dia berkata “jangan bilang-bilang mas ya “ aku akan merasa menjadi orang kepercayaan nya. Membuatku luluh dan memaafkan nya karena telah mencuri seorang kakak dari adik kecilnya. Tidak bakal.


Apapun yang telah kupikir tentang nya dimasa lalu dan sampai sekarang. Maafkan aku karena telah menuduhmu semauku.

Terimakasih telah menganggapku adik ipar, meski tidak selalu menyenangkan.

Saturday, March 19, 2016

4 Masalah Sederhana namun Berdampak Besar bagi Penulis Pemula

Banyak diantara kita yang ingin menjadi penulis. Tentu saja hal itu menjadi impian yang sangat menarik ketika kita mengingatnya. Membayangkan akan menjadi penulis terkenal, membuat buku best seller, hingga kisah yang diangkat menjadi film dan abadi sepanjang masa.

Mimpi akan menjadi mimpi ketika kita hanya membayangkannya tanpa bertindak. Mencari solusi mengapa naskah tidak kelar-kelar juga tidak akan optimal jika kita tidak tahu titik permasalahannya.
Lalu apakah masalah yang kerap dialami oleh para penulis pemula ?






Berikut adalah masalah- masalah sederhana namun berdampak besar yang kerap dihadapi penulis pemula :

1.Kerap Menunda-nunda
Ketika kita tidak punya deadline untuk tugas menulis tentu akan sulit membuat diri menjadi disiplin menulis. Padahal, sering mengasah diri dengan kerap menulis adalah salah satu cara membuat tulisan kita semakin menarik dan berkualitas.

2. Terlalu Banyak Ide
Ketika kita kurang konsentrasi terhadap satu tema dan terlalu banyak memiliki ide terhadap satu tulisan, akan sangat mudah bagi kita untuk mengganti-ganti jalan cerita. Ini lantas membuat kita selalu ingin menampilkan yang paling menarik dengan menambahi dengan ide-ide kita, bahkan tidak berkaitan dengan tema pertama kita. Tentu saja membuat naskah kita tidak kelar-kelar.

3. Merasa Multitasking
Bagi kita yang sibuk dengan beberapa urusan dan ingin menyempatkan waktu dengan menulis biasanya akan mengerjakan beberapa tugas dalam satu waktu. Walaupun kita dapat mengerjakan segalanya dalam waktu yang sama, namun kecil kemungkinan untuk menghasilkan karya yang memuaskan, bahkan dalam penilaian diri sendiri. Yang akan terjadi justru kita akan kesal dengan diri sendiri dan kerap melupakan tugas menulis.

4. Kalah Sebelum Berperang
Tentu baik bagi kita untuk memiliki komunitas menulis yang akan saling menyemangati satu sama lain. Namun lain ceritanya jika kita selalu minder dengan karya teman seperjuangan. Merasa karya teman lebih baik akan membuat kita jiper dan kalah sebelum berperang. Perasaaan seperti ini biasanya menyurutkan semangat kita untuk menulis.


Semoga kita dapat menyelesaikan masalah-masalah tersebut dan membuat mimpi kita sebagai penulis menjadi kenyataan. Aamiin.


Thursday, March 17, 2016

Mau dikenal Dosen? Ikuti 5 Cara Ini !

             

Menjadi mahasiswa yang di kenal dosen tentu memberi dampak bai tersendiri bagi para mahasiswa. Entak koneksi yang bertambah luas hingga rasa percaya diri yang timbul karena memiliki banyak relasi.

Namun bagaimana caranya agar dosen yang mengajar ribuan mahasiswa dapat mengenali kita?

Begini caranya :
1.Seringlah bertanya saat mata kuliahnya.
Sudah jelas ketika kita menampakkan diri setiap pertemuan untuk bertanya dosen akan mengenali kita secara perlahan-lahan namun pasti.

2. Seringlah memberi comment atau jawaban atas pertanyaan dosen atau teman.
Sama dengan mereka yang bertanya, bedanya, dosen akan lebih tertarik karena kita mampu memberi jawaban yang teman sepantara dengan kita tidak dapat menjawabnya. Ketika kita menjawab pertanyaan, setiap dosen pasti akan memperhatikan kita. Saat inilah waktu yang tepat untuk mengeluarkan ciri khas kita agar mudah di kenal.

3. Jadilah mahasiswa yang rajin.
Rajin dalam mengumpulkan tugas paling awal atau rajin dalam mengumpulkan tugas paling akhir. Dosen akan memperhatikan mereka yang berad "di ujung" pengumpulan tugas. Rajin bisa juga dengan hal lain seperti ; rajin menyapa dimana saja, rajin masuk ruangan telat (contoh tidak baik), rajin menyeloteh.

4. Ikutilah kegiatan/organisasi yang sama dengan dosen.
Tentu saja frekuensi pertemuan yang tinggi membuat kita lebih mudah dikenali dosen dari pada yang lain.

5. Aktif berinteraksi di media sosial.
Pada jaman sekarang, tidak aneh lagi jika dosen dan mahasiswanya saling berteman si media sosial. Nah, ini adalah saat yang tepat bagi kita untuk mengenalkan diri kita. Bisa dengan meninggalkan "like", "komentear" atau tag foto yang bersangkutan dengan perkuliahan dan sang dosen. Tentu hal ini menarik perhatian dosen untuk lebih mengenal kita.




Walau kita telah memiliki hubungan baik atau dekat dengan dosen, kita tetap harus pahami bahwa kita harus menjaga sikap dan menghormati beliau sebagai dosen kita (tidak semena-mena).

Kenapa Harus Dekat dengan Dosen?

"Tulisanmu jelek banget to Es"
Waduhh, bapak dosen pake kritik masalah tulisan tangan. Ga sadar tadi ada yang menggunakan sandi rumput di papan tulis. Eh, kidding pak dos :D.


Saat kelas sudah berakhir dan keinginan menghirup udara segar sudah melampaui keinginan untuk meminum es buah ketika buka puasa.
"Es"
"Iya pak?"
"Tolong papan tulisnya dihapus ya "
"......." -_-


"Makasih ya Es"
"Anytime, sir"
Suka nih model dosen yang bilang terimakasih pake senyum.




Banyak mahasiswa yang ketika kuliah masih mempertahankan sikap "jaga-jarak" kepada dosen-nya. Entah karena sang dosen galak, killer, tidak menyenangkan, atau bahkan tidak pandai bersosialisasi terhadap dosen terlebih dahulu. Sebagian dari mereka berpikir bahwa ketika kuliah kita hanya perlu menangkap ilmu yang sisampaikan. Jika diperlukan intermezo dalam kelas boasa nya dosen yang memulai. Sehingga kita tidak perlu terlalu akrab dengan dosen.


Bagi mereka yang menyukai interaksi dengan orang lain tentu tidak sulit memulai percakapan dengan dosen dan membuatnya semakin akrab. Mereka menyadari bahwa dengan menambah "kenalan" atao teman dapat memberi kemudahan dalam hidup. Baik secara langsung maupun tidak langsung.

Seperti hal nya ketika ada beberapa informasi tentang beasiswa. Memang semua akan tahu tentang informasi tersebut, namun berbeda dengan mahasiswa yang telah akrab dengan banyak dosen. Tentu lebih mudah menggali informaai tentang hal itu.
Contoh lain ketika saling berpapasan di jalan. Entah dosen atau mahasiswa yang menyapa terlebih dahulu, namun ketika ada interaksi saling menyapa di jalan tentu kita akan tersenyum. Dengan tersenyum dapat memberikan aura positif bagi tubuh kita.
Ditambah kemudahan berkonsultasi tentang materi juga lebih mudah dilakukan.



 Jaringan yang semakin luas akan membuat kita mengenal banyak orang dengan banyak karakter dan sikap. Kita juga bisa mendapat banyak ilmu dari mereka yang sudah ahli

Wednesday, March 16, 2016

Pesan Tunggu Dariku..





Salam untuk mu yang jauh disana
Selamat atas pencapaian mu hingga saat ini
Sebuah kesuksesan yang belum kau ceritakan padaku
Yang kisahnya selalu membuatku bangga pernah mengenalmu


Kutitipkan rindu lewat kata yang tak pernah kau baca
Mengalun perlahan terbawa angin dan menguap sebelum sampai di peraduannya
Dan sujud yang tak pernah terlepas dari namamu
Ku sisipkan doa untuk kita


Harapan untuk segera berjumpa
Melupakan luka yang pernah terukir
Meninggalkan rindu yang selalu bertahta


Salam untukmu di kota rantau
Tak kan lelah diri ini menanti engkau pulang
Membawa jawaban atas semua pengharapan
Menghadirkan senyum yang tak pernah terlukis

Monday, March 14, 2016

Satu Alasan Penting Mengapa Harus Tetap Menulis

"Pengen belajar"
" I wanna improve my skill"
"Pengen lebih baik lagi "
"Pengen nambah ilmu"



Begitulah rata-rata jawaban yang diberikan ketika seseorang ditanya apa alasan mereka mengikuti sebuah komunitas, club, atau perkumpulan yang lain.
Dari pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa segala kemampuan yang kita punya masih harus diasah lagi. Ga ada yang instan untuk memberikan yang terbaik.



Berlaku juga bagi seorang penulis. Setiap dari kita telah menyadari bahwa menulis itu tidak ada yang langsung "jadi". Perlu ada proses dan waktu yang tidak sedikit. Latihan yang berkelanjutan juga sangat mendukung usaha kita untuk menjadikan sebuah karya menjadi tulisan yang bagus.



Di cibir sana- cibir sini, dikritik temen sendiri, sahabat, sampai orang ga kenal, sepi "like" sepi "comment" pun menjadi sebuah tantangan yang lebih berat dari menulis itu sendiri.
Hal-hal kecil yang membuat para penulis menjadi sangat sensitif tak jarang membuat mood menjadi tidak baik. Tentu mempengaruhi hasil karya.



Content writer terkenal pun tak luput dari "up and down" nya kualitas tulisan yang tak selalu bagus. Berada di antara penulis-penulis hebat kerap membut kita merasa jiper dan menurunkan semangat menulis. Apalagi jika salah seorang teman sudah mulai memuji karya orang lain. " apakabar dengan tulisan ku nanti? "  menjadi pertanyaan yang merendahkan diri sendiri.



Saya sering mengalami yang namanya rendah diri. Merasa apa yang saya tulis tak kunjung mendapat  komentar baik dari teman-teman. Namun sebuah perkumpulan di malam minggu lalu membuat saya berani bergerak. Sang abang ganteng berkata "setiap tulisan itu memiliki penikmatnya sendiri"



Dan sejak malam itu saya lebih berani menulis, terutama untuk kalian. Para penikmat karyaku.

Friday, March 11, 2016

Dosen "Sepuh" Ini Berbeda




Ah, dosen nya udah sepuh. Pasti kolot nih, susah nyari nilai juga.
Hhahaha, itulah pikiran yang pertama muncul di kepala jika melihat seorang dosen sepuh masuk ruangan dihari pertama kuliah.


Yaa, memang kebanyakan mengatakan seperti itu karena pengalaman sebelumnya. Seperti itu juga yang saya pikirkan pertama kali saat seorang dosen laki-laki berambut putih memasuki kelas di pagi menuju siang ini.


Pemikiran itu semakin bertambah ketika si bapak dosen memulai kelas dengan sedikit kisah yang mengandung banyak wejangan. "Kapan mata kuliah yang sebenarnya dimulai?" batinku.


Di penghujung cerita yang sarat makna itu pak dosen mengatakan "ya ini adalah surat yang pernah dipakai presiden Soekarno untuk berpidato".
Oooo, intro yang menakjubkan. Saya tidak menyangka bahwa si bapak dosen ini memiliki ending yang tak terduga. Aku tak jadi mengira bahwa ini adalah kelas agama.


Beliau mulai menjelaskan ayat-ayat dalam kitab suci yang berkaitan dengan dasar negara ini. Menjadikan setiap kesimpulan memiliki hubungan yang mudah diterima oleh mahasiswa sastra di kampus Islam. Pembawaan nya pun ceria layaknya seorang kakek yang sedang bermain dengan cucu tercintanya. Hahaha, kupikir beliau setua itu.


Selain humble dan mudah menerima pendapat dari para mahasiswanya beliau tetap memiliki wibawa sebagai seorang dosen. Yaa, seorang dosen sepuh dengan asam garam yang di terima baik oleh mahasiswanya.


Can not wait to see you again, Mr.

Thursday, March 10, 2016

Description : Ruang Pertamaku

Hemm, hati ku memang tidak sedang berdegup dag-dig-dig dengan cepat, aku tidak sedang ingin bertemu denganmu. Siang ini harusnya menjadi waktu paling menyenangkan untuk tidur setelah seharian kemarin lelah menjadi panitia milad organisasi. Kenapa mata ini tak mau terpejam, hatiku tak tenang.



Menunggu beberapa lama akhirnya aku berhasil tidur. Tidur apa yang bila kau bangun langsung terpikir hal yang akan kau hadapi. Bukan tidur siang yang berkwalitas!



Di ruang yang kata ibu cantik, ini adalah ruang sholat, kupertaruhkan nama baik yang hanya ku bangun lewat komunikasi tidak langsung, Watsapp. Bersampingan dengan ruang makan, tempat ini memiliki dinding yang bagian tengahnya terdapat sela untuk menaruh kitab suci. Jika aku berdiri, aku akan bisa menyapa seseorang yang sedang memasak lewat sela itu.



Ibu cantik tadi masih menggunakan mukena dan mengajari anak bungsunya membaca Iqro', yang sempat kucuri dengar sudah sampe Iqro' 6. Si anak bungsu tidak berhenti berpolah di sofa ruang tamu. Aku bisa melihat mereka dari tempatkku, kami saling berhadapan dalam ruang yang berbeda.



Cat dinding yang berwarna putih ini memantulkan cahaya lampu yang membuatku semakin tegang. Namun,  6 soal matematika yang berhasil diselesaikan kukira cukup sukses menjaga nama baik ku.



Akhirnya, aku berhasil pulang dan melewati hari pertama sebagai pembantu mengerjakan PR panggilan. Terimakasih untuk satu gelas teh hangat yang menjadikan ruangan itu tak mencekam lagi.

Wednesday, March 9, 2016

"Apa perbedaan pendidikan dan sastra Inggris?" saya bertanya.

Sering sekali orang-orang di sekitar saya bertanya kepada saya "apakah perbedaan antara sastra Inggris dan pendidikan bahasa Inggris?". Sesering itu pula saya bingung harus menjawab apa. Meskipun saya mempelajari salah satu jurusan tersebut saya tetap tidak tahu bagaimana menjawab pertanyaan di atas.



Keduanya sama-sama mempelajari bahasa Inggris, sama-sama bisa menjadi guru bahasa Inggris, dan apa yang dipelajari tidak jauh berbeda. Meskipun beberapa orang mengatakan bahwa sastra Inggris lebih sulit, tidak mengubah pemikiran saya bahwa mereka tidak berbeda.



Harusnya jelas apa yang membuat berbeda namun hingga saya menjadi mahasiswi semester dua pun saya tidak terlalu mengenalnya. Apa ini karena saya kurang menyerahkan segala hati saya untuk mempelajari jurusan yang saya ambil saat ini?



Ah, pertanyaan menyakitkan. Setiap kali pertanyaan ini terlontar baik dari diri sendiri atau orang lain selalu membuat saya memgingat saat-saat menyedihkan dalam dunia kependidikan di kehidupan saya ( Nala lebay :D ).



Saya tidak mau menyebutkan bahwa saya salah jurusan, meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa saya tidak dapat melupakan jurusan yang selama ini saya impikan.



Setiap jurusan yang ada di perguruan tinggi tidak ada yang salah. Semua jurusan memiliki kemungkinan yang sama untuk membuat kita sukses dimasa depan, tergantung bagaimana kita memanfaatkannya dalam meraih kesuksessan tersebut.



Minat dan passion berpengaruh besar dalam menjadikan segalanya menjadi nyata. Begitupun dengan mencintai jurusan yang kita ambil saat kuliah.



Apa karena aku tidak mencintai apa yang telah ku putuskan?? Hingga aku tak pernah benar-benar tahu apa yang kulakukan. Bahkan untuk menjawab sebuah pertanyaan sederhana.



Apakah perbedaan antara pendidikan bahasa Inggris dan sastra Inggris??

Tuesday, March 8, 2016

Basket : Olahraga dan Kenangan

Menjaga kesehatan?
Kadang kita lupa untuk menjaga kesehatan setiap hari, kalau sudah terkena sakit baru kita mengumbar janji untuk melakukan ini-itu supaya badan tetap fit. Macam pejabat saat berkampanye.




Selain menjaga pola makan dan cukup tidur, kita juga perlu melakukan olahraga. Bisa dengan jogging di pagi/sore setiap hari atau memilih olahraga berat seperti sepakbola, bulutangkis, renang atau senam lantai.




Ketika masih di bangku sekolah ekstrakulikuler macam olahraga banyak menarik minat siswa-siswanya. Seperti saya yang tertarik dengan ekstrakulikuler basket.


Olahraga yang tidak hanya menawarkan gerak tubuh dan menbuat badan menjadi sehat ini juga melatih kita untuk bekerjasama  dan saling mempercayai sesama anggota tim. Olahraga permainan ini terbukti dapat membuat anggotanya saling mengenal dengan cepat.




Seperti pengalaman saya, kenangan ketika masih menjadi anggota basket sulit dilupakan. Candu yang membuat kita merindukan memegang bola basket selalu menjadi daya tarik tersendiri. Saling mendukung ketika pertandingan menjadi hal yang sangat istimewa. Melihat bola yang tak kunjung mencetak poin juga menciptakan greget yang menyisakan tawa.



Di negeri kita ini pun basket mulai menampakkan keberadaan nya. Menjadikan olahraga yang bisa dinikmati oleh setiap kalangan dan tidak terkesan sebagai olahraga mahal. Kejuaraan yang sering diadakan kini pun sudah mulai diliput oleh televisi swasta dan media sosial.
Meskipun belum banyak dilihat orang seperti bulutangkis dan sepakbola, bisa diperkirakan bahwa olahraga basket akan menjadi tontonan yang nantinya diminati oleh banyak orang.



Tulisan ini adalah ajakan untuk hidup sehat dengan berolahraga dan mengajak teman-teman semakin mengenal basket.
Ketika banyak teman-teman yang menyukai dan ingin menonton langsung, saya bersedia menjadi teman ngobrol. Minggu ini akan diadakan pertandingan langsung IBL di GOR Sahabat, Semarang. Sekiranya teman-teman paham saya ingin mengajak teman-teman semua menonton tim favorite masing-masing.
Says mendukung Aspac , apa Tim favoritemu ?



Monday, March 7, 2016

Saat Kau Pergi






Kadang aku tak mengerti mengapa kau berpaling dan tak kembali untuk waktu yang lama. Aku tak pernah mengkhianati pikiranku sendiri dengan berpikir kau tak kan kembali. Entah bagaimana caranya, alam bawah sadar ku mampu meyakinkan diri ini bahwa kelak kau akan datang.



Bukan satu dua kali kau datang dan pergi tanpa penjelasan. Bukan sekali ini juga aku yakin semua akan baik-baik saja. Aku tidak terlalu naif, kan? Jawab sejujurnya. Katakan apa yang kalian pikirkan tentangku.



Kita sama-sama tahu apa yang menjadi prioritas kita saat ini. Ini bukan tentang apa yang kita dahulukan, ini tentang mengapa dan bagaimana kita terpisah.



Aku percaya ini bukan kebetulan. Kebetulan kau pergi dan datang lalu pergi lagi. Tuhan telah merencanakan semuanya, seperti apa yang selalu kau katakan. Allah adalah penulis skenario terbaik. Ini cara-Nya membuat cerita kita menjadi berwarna.



Selalu ada janji diantara kita. Pengharapan akan bersama dimasa depan. Menjadikan segalanya indah seperti yang kita inginkan.




Walau kita tahu ada hal yang harus dipahami.
Ketika kita memang harus merelakan. Saat masa depan bukan milik bersama lagi.
Menjadikan ke-ikhlasan tak perlu terucap.

Saturday, March 5, 2016

Hampir Naik Bus Gratis

Hampir saja aku mendapatkan pengalaman menarik dengan tidak membayar bus yang kutumpangi sore ini.
Aku akan bercerita kepada mama dan kakak-kakak ku bahwa hari ini aku tidak harus kehilangan 4ribu rupiah. Dan itu akan menjadi sebuah kebanggaaan bagiku, hahaha

Sore ini seperti biasa, aku menanti bus di pinggir jalan raya. Pada hari yang hampir petang ini akan sangat sulit mendapati bus atau angkot. Rintik hujan mulai membahasi jilbab yang membuat kepalaku terasa dingin. Beruntungnya aku, tak sampai sepuluh menit ada sebuah bus jurusan solo-jogja menepi dan berhasil menarik ku kedalam tempat teduh penuh dengan orang-orang pulang kerja.

Seperti yang sudah kukatakan, bis ini penuh sesak. Aku harus berdiri di dekat pintu depan membelakangi penumpang yang duduk di kursi depan. Beberapa menit kutunggu pak kondektur menanyai tujuan dan menagih ongkos. Pak kondektur tak kunjung menengok ke arah ku. Ah, mungkin dia lupa.

Hingga dekat dengan tempatku turun pak kondektur tak kunjung menarik ongkos. Apa dia kasian melihat tampang mahasiswa yang sudah kucel dan basah seperti ku ini?.

Hatiku mulai berperang antara harus membayar dan tidak. Kapan lagi aku dapat gratisan naik bus solo-jogja. Sisi hati yang lain mengatakan bahwa aku akan menyesal jika hak mereka tak ku berikan, tapi ini kan salah pak kondektur yang tidak menagih ku.

Pak kondektur menyuruh ku mendekat dengan pintu. Sampai saat ini pun perang dalam hatiku belum berakhir.


Pak kondektur membuka pintu dan ku beri Ia 2 lembar uang dua ribuan. Aku tak ingin menyiksa hatiku sendiri. Siapa yang tau jika nanti aku harus merasa bersalah karena telah mengurangi rezeki orang.


Tidak ada cerita naik bus gratis namun toh pengalaman ini tetap memberiku inspirasi untuk berbagi kisah.

Thursday, March 3, 2016

Jumpa Pertama Kita

Aku masih ingat saat pertama kali kita bertemu. Kau dan aku, tanpa disengaja, menggunakan warna pakaian yang sama. Hitam-biru. Mungkin aku berlebihan menanggap semua ini berarti, namun itu yang kurasakan.

Kau tahu, aku tak henti menahan tawa karena warna pakaian kita itu. Ditambah sikapmu yang tidak bersahabat denganku. Kau tidak menyapaku di hari pertama kita bertemu!


Entah mengapa kau kerap membuat pertemuan-pertemuan kita yang selanjutnya. Kau bertandang dengan alasan latian bersama. Bukan aku ke GRan, tapi aku tak terlalu bodoh. Kau datang dengan intensitas yang tak kuduga setelah kita saling kenal.


Hey, apakah kau ingat pertemuan pertama kita disekolah baruku?
Saat itu jantungku yang tak ingin berhenti berdetak kencang. Semua terasa begitu membingungkan, aku tak tahu apakah gerakan ini lebih terlihat normal dari pada gerakan yang kulakukan tadi. Yaa, kau membuatku salah tingkah.


Masih di pertemuan pertama kita di sekolah baruku. Kau bertahan untuk tidak menyapaku. Aku pun selalu tahan untuk melihat permainanmu tanpa kata.


Betulah kita di masa lalu. Tiada sapaan dalam setiap perjumpaan. Menjadikan semuanya takkan kulupakan.


Begitu dan beginilah kita.
Masa lalu dan kini yang tak berbeda.



Wednesday, March 2, 2016

Antara Presiden, Flashdisk, Kopi, dan Burung

Entah bagaimana cara kerjanya. Aku tak pernah bisa paham bagaimana cara kerja orang-orang penting dan sibuk. Apakah seorang PRESIDEN disegala tempat memang benar-benar sibuk dan tinggal berkata jika menginginkan sesuatu?
Apakah mereka layaknya raja yang selalu ku tonton di kartun kesukaanku dari televisi yang kini tak lagi ditayangkan?


Aku pernah membayangkan betapa dijaganya mereka hingga panggilan dari seorang anak harus melewati sekretaris atau tangan kanan mereka. Sibuk juga mereka.
Lalu apakah mereka masih bisa merasakan secangkir KOPI buatan istri kesayangan jika meminta apapun saja tinggal panggil sana-sini.


Apa mereka juga masih memegang hal-hal kecil seperti otg, FLASHDISK, pensil, dan penggaris?
Untuk apapula mereka memegang benda-bemda itu.


Hebat sekali singgasana itu. Yang kerap menjadi rebutan beberapa orang. Perang antar saudara pun kerap terjadi untuk mendapatkan posisi sebagai pemegang tahta.


 Adakah aku bertahta di hatimu wahai pujaan hati?
Ah, mengapa BURUNG beo disampingku terus berkicau seolah mentertawakan pertanyaan terakhirku ini.

Tuesday, March 1, 2016

Me-Time : Gimana Bagi yang Sibuk ?

Me-Time, seperti yang telah diketahui banyak orang, watu dimana kita menghabiskannya dengan diri kita sendiri. Menjadi penyejuk saat penatnya aktivitas kerja mulai melanda.

Berbagai manfaat dari Me-Time pun sudah dirasakan setiap pelakunya. Mendapat waktu untuk beristirahat dari segala aktivitas pekerjaan, meredakan stress yang hampir melanda hingga menjadi waktu untuk mengintropeksi diri sendiri (bermuhasabah).

Sebagian dari kita menggunakan Me-Time untuk memanjakan diri seperti shopping, pergi ke salon, melakukan hobby,berolahraga, bahkan tidur.

Lalu bagaimana bagi mereka yang ketika hendak beranjak tidur malam pun sudah terbayang tugas di hari esok? Tentu sulit mendapatkan Me-Time. Me-Time bukan berarti menghabiskan waktu yang cukup lama untuk bermanja ria dengan diri sendiri. Bagi mereka yang setiap harinya sibuk dengan pekerjaan ini-itu dan sulit mendapatkan Me-Time. Saya akan mencoba memberi jalan untuk mendapatkan Me-Time.

Ini sedikit waktu yang bisa kita jadikan sebagai Me-Time :
1. Saat di dalam angkutan umum
Ketika kita pulang dari kerja atau ingin pergi ke tempat lain lagi, kita punya sedikit waktu untuk menyadari bahwa perjalanan masih cukup untuk menarik nafas dan merasakan hembusan angin sore yang menyapu wajah kita. Kita bisa menggunakan waktu ini untuk menyapa diri sendiri dan bersyukur atas apa yang telah kita dapat hari ini.

2. Saat menunggu sesuatu.
Mungkin kita biasa menunggu klien, dosen, atau tamu yang akan datang. Waktu kosong ini pun bisa kita gunakan untuk melakukan hobby seperti membaca buku,menulis  catatan, atau menarik nafas dan bersyukur.

3. Sebelum tidur.
Meskipun saat-saat seperti ini adalah saat yang paling melelahkan dan mendorong kita untuk segera beristirahat namun kita bisa melakukannya untuk bermeditasi sebentar dan bersyukur untuk hari ini.

Sesibuk apapun teman-teman setiap harinya, jangan lupa untuk memiliki waktu bagi diri sendiri. Ini akan berdampak baik bagi fisik dan psikis kita.