Wednesday, April 6, 2016

Alhamdulillah, Aku Gagal.




Pernah gagal mendapatkan beasiswa setelah susah payah kamu melengkapi segala berkas dan persyaratannya? Pernah gagal ? Saya pernah.

Dan ini kisah saya, harapan untuk gagal mendapat beasiswa namun tak pernah tertuang dalam doa.


Ini adalah beasiswa kursus bahasa dan budaya luar negeri, selama dua tahun. Bukan beasiswa untuk biaya kuliah atau sekolah di luar negeri. Kami harus mengikuti setiap kegiatan dan tidak boleh ijin. Bayangkan. Memang beasiswa yang sangat bermanfaat dengan banyak nya ilmu yang dibagikan, apalagi dalam setiap pertemuan nya akan diberi uang transport. Pada hari libur kami akan melakukan beberapa kegiatan menyenangkan. Setidaknya itu yang kupahami dari brosur.


Aku sempat tertarik kala pertama kali membacanya, setelah sedikit pertimbangan ternyata aku tidak cukup berani mengikat diri dengan peraturan ini selama dua tahun. Akan ada waktu bermain ku yang tersita, waktu bersama orang tua dan kakak-kakak ku ketika libur. Kesempatan untuk mencoba lagi masuk perguruan tinggi yang ku ingini tahun ini pun juga harus tersisih. Aku tak sanggup membayangkan alasan yang terakhir ini.


Aku tahu jika nanti aku lolos, kedua orangtua ku akan bangga, ilmu ku akan bertambah, dan tentu saja, alasan ku untuk bertahan di kampus dan jurusan ini semakin kuat.


Mencari surat keterangan dari sana-sini, bolak-balik untuk mengumpulkan berkas yang jauh dari kampus. Rasanya ingin menangis. Aku tahu ini sangat menyesakkan, namun aku tak boleh menyerah. Ibu sangat mendukungku.


Lolos tahap pertama. Tahap selanjutnya adalah tes wawancara.

Keluar ruang wawancara mulai timbul perasaan untuk tidak mengecewakan ibu. Berperang dengan perasaan yang lain karena tidak sanggup menerima apa yang akan terjadi. Sepanjang perjalanan pulang rasanya ingin menangis, tak tahu apa yang harus kulakukan. Aku tak ingin mendapat beasiswa itu. Aku ingin masuk jurusan yang ku impikan tahun ini, tapi aku takkan rela membuat ibu bersedih dengan berdoa untuk tidak diloloskan.


Pukul 10 malam di hari pengumuman, hp ku berbunyi tanda sms masuk. Setelah beberapa kata pembuka. Aku langsung bersyukur dan tersenyum. Dua buah kata di cetak dengan huruf besar “TIDAK LOLOS”. Rasanya lega, seperti telah selesai mengerjakan ujian di hari terakhir.


Aku tak cukup berani memberi kabar ini ke ibu.
Aku hanya mengatakan maaf dan ucapan terimakasih kepada dosen yang telah membimbingku. Hebatnya dosenku yang satu ini, beliau selalu memahami dengan memberiku semangat. Tenang pak, aku dalam keadaan baik, sangat baik


Dengan besarnya peluang. Aku pikir aku akan lolos,namun rencana Tuhan memang tidak bisa ditebak. Terimakasih Yaa-Rabb.



#Teruntuk kalian yang membaca kisah ini. Jangan pernah beritahu mama bahwa aku memang tidak mengharapkan beasiswa itu.

2 comments:

  1. Hobi, main rahasiaan sama mama yan mba...

    Tenang mba saya tidak kenal mama mba kok....hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. hhaha, terimakasih telah menjaga rahasia saya mbk

      Delete