Wednesday, November 30, 2016

Hewan Apa?

Hasil gambar untuk bandul hipnotis



“Dalam hitungan ketiga Anda akan terlelap semakin dalam dan dalam, saya ulangi lagi, dalam hitungan ketiga Anda akan terlelap semakin dalam”

“Baik, untuk orang yang saya sentuh, dengarkan suara saya, satu, dua, tiga. Anda hanya akan mendengar suara dan instruksi dari saya, saya ulangi lagi, Anda hanya akan mendengar suara dan instruksi dari saya. Anggukkan kepala jika Anda paham, Anda paham?”

Seseorang diatas kursi itu mengangguk, paham.

“Baik, untuk orang yang saya sentuh. Apakah benar Anda phobia dengan makanan berdaging yang sering dijual dibanyak rumah makan? Anggukkan kepala jika jawabannya iya. Apakah Anda selalu merasa ketakutan dengan suara yang berkokok? Apakah itu benar? Apakah Anda ”

Dia menggangguk lagi menyetujui perkataan sang terapis.

“Oke, untuk orang yang saya sentuh, ketika Anda bangun nanti, Anda akan sangat

Tuesday, November 22, 2016

Variabel Pengganggu

Hasil gambar untuk danbo nyebrang
http://endoneshia.blogspot.co.id/2014/03/koleksi-foto-danbo-si-kardus-imut.html

“Trus, dia yang selalu di balik sajak-sajakmu tahu kalau kamu menulis tentangnya?” Namanya Intan, teman satu kelas yang-bukan jarang, tapi memang kami kurang sering ngobrol- tiba-tiba saja menanyakan sesuatu yang membuatku tercengang di suatu malam saat kumpul jurusan satu angkatan. Intan yang duduk disampingku memberi pertanyaan yang tak kusangka akan se-frontal itu..


Apa yang Intan katakan dengan selalu di balik sajak-sajak adalah kalimat yang pernah ku posting di blog dalam sebuah tulisan. Sejauh ini aku belum pernah mempromosikan blogku dengan kawan kawan baru kuliah, lalu Intan tahu dari mana?


“Kamu temenan sama aku di line, Tan?” Hanya itu yang  

Friday, November 18, 2016

Sajak Balasan

Hasil gambar untuk danbo kirim surat image
http://www.hipwee.com/daripembaca/
Jangan kau pikir hanya kau saja yang merasakan bimbang malam itu. Hampir di setiap malam kau selalu dipikiranku, melayang memenuhi alam imajinasiku.


Aku sempat ingin menanyakan mengapa sikapmu berubah kepadaku, namun ternyata kau yang bertanya lebih dulu.
Kau bingung, aku pun juga.



Aku juga rindu kenangan kita yang selalu kau ungkit-ungkit itu. Aku juga menangis sepertimu.
Ini bukan keinginanku, tapi tiba-tiba kau marah dan berkata ingin pergi.
Aku pun ingin kita bersama, namun kau mulai menghapus harapan-harapan itu.


Kau tuduh aku yang akan menyesal, aku tidak pernah secara sengaja membuat semua ini terjadi.
Bukan hanya kau yang terluka saat kita yang dulu pernah sangat dekat menjadi kaku.
Jangan bawa nama Tuhan dan kau mengaku kau tidak pantas untukku, siapa yang tahu kita pantas untuk siapa


Jangan tuduh aku tidak menyadari segala sikap baikmu kepadaku, aku selalu percaya padamu.
Dan lagi, kau harap aku menyesali semuanya, apa salahku?


Aku tak mengerti dengan jalan pikiranmu, kau menyumpahiku!
Kau katakan aku yang

Thursday, November 17, 2016

(Masih) Pemuja Rahasia


Aku ikut bahagia dengan apa yang telah kau dapat. Untuk sebuah pencapaian yang tak kau ceritakan kepadaku.

Biar prestasimu menjadi kebanggaanku dalam diam. Bukankah memang begini nasib seorang pemuja rahasia?

kadang ingin, sekali saja, aku bisa mendengarmu menceritakan perjalanan hidupmu yang sangat menarik. Melihatmu bersemangat, berapi-api hingga kau tak sadar kau telah mengulangi bagian yang sama.

Namun kupikir yang sekali itu sangat sulit untuk diwujudkan.

Saturday, November 12, 2016

Cinta Itu...



Jadi komunitas yang saya join  di dalamya sedang dalam sebuah project untuk pentas di acara jurusan, dan untuk memancing ide-ide itu keluar kita buat definisi subjektif tentang CINTA. So, check this out!

###


Cinta ituuu…..

Menyatukan setiap hal yang berbeda dari Tuhan untuk menjadi satu (Tyas, sering dipanggil mami sama anak-anak se-angkatan karena rempong kayak emak-emak metropolis, tapi orangnya baik)

Tanpa

Sunday, November 6, 2016

Bunuh Rasa untuk Si Bapak.


Hasil gambar untuk siluet algojo
http://orestillakoto.blogspot.co.id/2012_02_01_archive.html
Ada hal lain yang lebih menggembirakan dari malam ini? Sungguh? ini hal yang luar biasa. Ah, kau tak kan paham dengan hal ini. Aku tak berhenti tersenyum karena ini. bahkan sebentar-sebentar tertawa tertahan. bagaimana aku bisa tertawa terbahak-bahak walau aku sangat ingin. seseorang yang membuatku tertawa ada di hadapanku pas dan aku takkan pernah berani menertawainya.


Stop, jangan berpikir ini tentang seorang pria yang kau damba atau seorang dosen killer yang melakukan kesalahan konyol. Jadi begini ceritanya.


Kemarin, sepulang dari menonton teater di fakultas tetangga, Aku meniadakan niat untuk kembali langsung ke asrama. Mencari jaringan internet gratis di kampus lebih menggoda, ditambah tugas yang menumpuk untuk dikerjakan. Udara tidak terlalu cerah memang, condongnya matahari ke barat membuat mendung tidak terlalu nampak. Namun sayang seribu sayang, baru beberapa saat menyambungkan koneksi internet, setelah beberapa menit adzan mahgrib berkumandang, sang muadzin telah keluar dari masjid kampus, jaringan listrik mati. Itu berarti jaringan wifi juga hilang. sebelum aku menyadari semuanya, angin kencang telah datang dan membuat dedaunan bertebangan ke segala arah, hatiku mulai ciut. Segera kucari lampu usb dan kuhubungkan dengan laptop, sedikit membantu. Aku bingung, angin terlalu kencang, malam telah datang dan gedung ini tidak banyak orang. Aku

Saturday, November 5, 2016

Orang Pertama

Hasil gambar untuk siluet bunga mawar
https://nengintanrahayu.wordpress.com/author/nengintanrahayu/page/62/

Aku
Aku keluar dari gua yang kuanggap sangat nyaman selama ini. Mengetahui bahwa dunia luar masih sama kejamnya seperti perkiraanku. Aku berjalan, berlari dan terhenti. Aku menyadari bahwa aku masih sendiri, di dalam ataupun diluar gua. Aku mencoba tertawa, hingga aku sadar semua tawa itu palsu. Aku mencoba melangkah maju, hingga aku tau aku memang tak bisa melupakan masa lalu. Aku terdiam, termenung, bertanya pada siapapun dan apapun yang ingin ku ajak bicara, namun semua diam, mengira aku gila. Tidak, aku tidak gila. Aku memarahi mereka semua yang menganggap aku gila. “aku tidak gila!”

Aku terdiam lagi, mencoba melihat sekitar, hingga kusadari. Seseorang disana menarik perhatianku. Dia cantik, bukan, dia sangat cantik. Aku tak tahu apa, tapi ada perasaan aneh di dekat jantungku, atau memang jantungku yang merasakan semua nya. Berdetak lebih kencang, ada desiran aneh saat melihatnya. Aku bingung perasaan apa ini? Aku baru merasakannya pertama kali. Perasaan apakah ini namanya?
Oh, dia, dia tersenyum kepadaku. Haruskah aku membalas senyumnya. Orang pertama yang baru kutemui selama ini. Memberi kehangatan di dalam jiwa. Apakah memangsemua orang itu baik? Aku baru tahu ternyata dunia luar memang kejam, tapi orang-orangnya baik. Ah, dia masih tersenyum padaku, manis, manis sekali. Bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan ? haruskah aku membalas senyumnya? Yaa, aku harus membalas senyumnya.

Aku membalas senyumnya, semanis yang aku bisa. Tidak, dia mendekat kearahku. Sungguh apa yang harus aku lakukan ? aku bingung. Aku takut perasaan apa namanya saat kau takut dihampiri seseorang tapi dalam waktu yang sama kau menyukai itu. Ah, aku tidak tahu. Tapi aku bingung apa yang harus aku lakukan. Aku berjalan mundur. Dia mendekat lagi, aku

Friday, November 4, 2016

Ani dan Motornya

Hasil gambar untuk danbo naik motor
http://dhotulbluegirl.blogspot.co.id/2013/01/dhanboo.html

"Nay mau ikut badminton gak?" tanya Ani di tengah riuhnya rapat angkatan sore ini.
"Em, kayaknya gak deh" jawabku langsung tanpa berpikir untuk ikut bersama Ani menghabiskan jumat sore ini. Tugas sebagai pemegang naskah dalam dua project besar komunitas drama menguras otakku untuk mencari bahan pertunjukan. Aku yang tak terbiasa menulis dengan deadline ini harus banyak mencari referensi di internet dan kisah-kisah yang menarik.


Sulit mencari kisah yang akan dipentaskan dengan tema yang sudah terlalu umum. Terlalu cepat memutuskan akan membuat cerita nya biasa saja dan mudah tertebak. Aku bukan orang yang mudah puas dengan hasil yang biasa saja, apalagi komunitas ini masih dalam tahap berkembang. Aku tak rela orang di luar sana menatap rendah komunitas ini, tapi sulit juga membuat gebrakan rupanya. Ah, aku tidak mau menyalahkan mereka yang  

Wednesday, November 2, 2016

Penulis Itu Membingungkan !




Aku kadang bingung dengan penulis pemula
Mereka merangkai segalanya menjadi kata-kata indah
Kadang tak ada lagi batas antara fiksi dan privasi
Kadang pula mereka mengaku tak memiliki ide untuk berekspresi
Mau apa mereka sebenarnya


Aku ikhlaskan pembicaraan rahasia ini menjadi bahan tulisanya
Tapi lebih banyak waktu mereka berdiam
Hey, apa memang kita yang kurang bercengkrama?


Satu waktu mereka merayuku dengan sajak dan puisi
Di waktu lain mereka berkata semua hanya tuntutan profesi
Ah, mudah sekali mereka mempermainkan hati ini


Aku kadang bingung dengan penulis pemula
Waktunya mereka habiskan hanya untuk sebuah karya
Aku kadang bingung dengan penulis pemula

Mengapa pula aku mau jadi bagian dari mereka

Tuesday, November 1, 2016

Mata kuliah Kejujuran

Hasil gambar untuk embun pagi
https://kepologia.wordpress.com/2015/01/08/embun-pagi/

Hari ini setelah sekian lama saya vakum menulis akhirnya bisa juga menebalkan niat untuk menulis. Yaa, semua tergantung dengan niat kita.

Terlalu sulit bagi saya jika harus menulis puisi atau artikel bagi saya yang baru kembali ingin aktif menulis. Jadi, untuk tulisan kali ini tentang cerita hari ini saja ya.

Hari ini di kampus adalah jadwal saya untuk mengikui ujian tengah semester (UTS) mata kuliah agama. Dari semalem yang sudah punya tekad tebal untuk belajar ternyata hanya mampu membawa buku sampai tempat tidur dan tak sempat terbaca satu kalimatpun.

Pagi harinya, sembari menunggu dosen kelas pertama sempat baca satu halaman, padahal materi yang akan diujikan berpuluh-puluh halaman. Terkesampingkan lagi waktu untuk belajar. Huft

Untung ujian masih jam satu siang. Ada waktu dari kelas pertama hingga jam UTS untuk belajar. Saya berhasil membaca semua materi yang akan di ujikan walaupun dengan tekhnik skimming. Ah, mahasiswa yang lain, jangan meniru saya.

Tibalah saatnya memasuki ruang tes, walau sedikit terlambat. Inilah enaknya tes bagi jenjang perguruan tinggi. Soalnya yang essay membuat kita mudah menjawab tanpa harus terpaku dengan urutan materi yang persis pada buku. Tapi point yang saya ingin ceritakan bukan disitu.

Sebelum memulai tes ini pak dosen berkata bahwa dia tidak perlu lagi mengawasi mahasiswa. Bukan karena dia berpikir kita sudah cukup dewasa untuk tidak mencontek lagi, itu tidak selamanya terbukti, atau karena si bapak mengijinkan kita untuk open book atau berdiskusi satu sama lain, itu sungguh tidak mungkin. Bapak dosen ini dengan lembut menerangkan bahwa kita berada pada mata kuliah agama, yang sudah di pahami bersama bahwa Allah beserta malaikatnya selalu mengawasi setiap perbuatan kita.

Ah, skak matt kita dengan perkataan si bapak.
Saya kira inilah tes yang sesungguhanya, aplikasi langsung dari setiap apa yang kita pelajari, dari hal kecil yang sering terlupakan.