Add caption |
Jogja, salah satu kota identik yang berada di Indonesia. Terletak
bersebelahan dengan kota Klaten. Terkenal sebagai kota pelajar karena bapak
Pendidikan Indonesia berasal dari kota ini. Kini kota yang disebut sebagai “Kota
Istimewa” mulai menampakan dirinya sebagai kota kuliner. Tentunya tidak sulit
menjajakan berbagai macam kuliner yang berada di kota ini mengingat Jogja
merupakan kota yang sangat memikat warga sekitarnya maupun asing untuk pergi
kesana.
Candi Borobudur, Pantai Parangtritis, Malioboro, merupakan
tempat-tempat identik yang menarik banyak perhatian. Banyak turis local maupun
asing yang berkunjung dan sistem pariwisata di kota ini meningkat. Tempat-tempat
wisata juga semakin bermunculan dengan dibukanya tempat-tempat baru.
Hal ini
membuat perkembangan kuliner di Jogja juga semakin berkembang. Makanan-makanan lokal
yang telah lama menghiasi tempat wisata menemukan inovasinya. Hal ini membuat
pejabat yang berwenang mulai memperkenalkan makanan-makanan baru dengan berbagai
cara, salah satunya adalah Jogja Halal
Food.
Jogja Halal Food merupakan
sebuah acara pameran makanan yang berasal dari Usaha Mikro Kecil Menengah
(UMKM) yang diselenggarakan di jogja Expo
Center (JEC) oleh Dinas Koperasi UKM DI Yogyakarta dan PLUT-KUMKM DI Yogyakarta. Acara ini berlangsung mulai tanggal 20-24 Februari 2019.
Pada Jogja Halal Food ini
terdapat puluhan stand makanan yang
memenuhi area dalam acara. Berbagai makanan mulai dari makanan berat, jajanan,
hingga oleh-oleh khas Jogja tersedia. Ada mie ayam bakso, takoyaki, telur
gulung, berbagai jenis bakpia, bolu tiwul, kopi, hingga makanan yang sangat
khas Jogja, Gudeg, dan masih banyak yang lain yang tentunya menggugah lidah
Anda untuk segera mencicipinya.
Proses pembuatan telur gulung |
Bagi saya yang menyukai jajanan khas anak sekolahan mencoba
menikmati ceker pedas. Ceker ini berdampingan dengan sempolan, bakso pedas,
hingga telur pimpong. Di jual dengan harga 10ribu dan saya bisa mendapatkan
ceker dengan kuah sambal yang tentunya sangat menggoda.
Selain itu, saya tertarik dengan Bakpia Obong. Makanan ini
disebut bakpia obong karena prosesnya yang diasukkan ke dalam oven. Bedanya dari
bakpia pada umumnya. Tekstur bakpia obong ini lebih lembut seperti bolu, namun
lebih padat dibanding bolu kukus pada umumnya. Bakpia ini diproses dengan cara
di obong atau dioven hingga sedikit mengeras. Rasanyapun sangat varian ; doble
choco, keju, red velvet, taro dan pandan.
Bakpia obong |
Bagi Anda yang tidak tertarik dengan makanan berat dan
jajanan, juga disediakan kopi hitam yang biji kopinya berasal dari daerah Jogja.
Arabika Magelang Natural dan Arabika Kaliurang merupkan dua dari berbagai jenis
kopi yang dijajakan. Harga yang ditawarkanpun cukup murah, 40ribu untuk 100gram
biji kopi yang tlah diumbuk. Bagi kalian yang masih ingin mencobanya, disediakan
pula kemasan dalam bentuk lebih kecil dengan harga 10rb.
Biji Kopi daerah Jogja |
Setelah berbicara tentang stand makanan. Ternyata tidak hanya
stand-stand yang siap memuaskan hasrat pengunjung. Di acara ini pengunjung juga
bisa mengikuti acara demo memasak yang disiapkan oleh panitia. Salah satu yang
saya saksiskan ketika hadir di sana adalah kegiatan membuat hiasan menggunakan
buah semangka yang didemokan dari sekolah pariwisata dan perhotelan Trans
Ocean. Disana peserta diajak langsung untuk menghias buah semangka menjadi
bentuk bunga dan karakter wajah. Setelah acara dari sekolah pariwisata ini
selesai kemudian dilanjut dengan memasak opor yang didemonstrasikan oleh chef
dari santan Kara.
Ketika saya sampai disana pada pukul 11pagi, yang kebetulan
hari Jum’at, suasana sudah ramai dan beberapa orang terlihat sedang berkeliling
stand makanan, mengikuti acara, dan sisanya sedang menyantap makanan. Namun,
setelah pukul 12siang, pengunjung semakin banyak, mulai dari anak sekolah,
ibu-ibu, hingga keluarga besar. Bagi kalian yang tertarik unutk memanjakan
lidah dengan makanan khas Jogja. Jangan khawatir, karena Jogja Halal Food masih dibuka higga besok, 24 Februari 2019.
Harapan terakhir saya dari acara ini, semoga kedepannya
acara ini dapat terselenggara lagi dengan varian makanan yang lebih banyak,
kegiatan yang lebih menarik, dan pengunjung yang lebih banyak mengeluarkan
uangnya untuk memanjakan lidah mereka.
Setelah cukup berkeliling, saya rasa Jogja Halal Food ini memang pantas menjadi cermin bahwa Jogja
adalah surganya kuliner
Bungkus mbaaaaaaaaaaaaak
ReplyDeleteMantul. Besok boleh lah ngajakin aku😁
ReplyDeleteHmm nyam nyam🤤
ReplyDeleteDuh, aku bisa khilaf kali yaa kalo ke sana....
ReplyDeletePonakan nakal. Jajan nggak mbungkuske
ReplyDeleteSerunya bisa ke pameran makanan. Jadi ngebayangin telur gulung tadi. Makanan bocah tapi emang enak dan nagih banget
ReplyDeleteBakpia Obong? Wow..pasti heboh.
ReplyDeleteEehhh aku ditilapne duh
ReplyDeleteWuah... andaikanku berada di sana😍😍😍
ReplyDeleteKangen Jogja...:)
ReplyDelete