Saturday, May 19, 2018

Bubar Bukan Buber

Sebulan berlalu, malam ini suara takbir menggema dimana-mana, "ALLAAHU AKBAR, ALLAAHU AKBAR, ALLAAHU AKBAR, LAA ILAAHA ILLAALLAAHU WALLAAHU AKBAR, ALLAAHU AKBAR WALILLAAHIL HAMD". Besok lebaran. 


Aku masih disini, duduk termangu diantara penjual-penjual takjil, penjual terompet takbiran, dan anak-anak yang berlari menuju masjid sambil membawa obor. Melihat layar ponsel yang masih sepi seperti tadi.



Aku berdiri dan melangkahkan kaki, memilih pulang dan menata snack-snack kecil diatas meja, menyetrika baju lebaran untuk besok, dan menghabiskan waktu bersama ayah dan ibu sambil melihat anak-anak takbiran lewat depan rumah. Yang terpenting dari semuanya, aku lebih memilih pulang untuk melupakan kekecewaanku padamu. 



"Kita ketemu langsung aja ya nanti di tempat. Jam setengah 5 aku jalan dari rumah" pesanmu sore tadi masih jelas terngiang dibenakku. Ajakan buka bersama yang secara tiba-tiba kemarin membuatku sangat terkejut. Bagaimana bisa aku menolak ajakanmu yang bahkan belum tentu setahun sekali terjadi. 



"Gimana bubernya nduk?" Tanya ibu

"Gak jadi buber bu, tapi bubar"

No comments:

Post a Comment