Friday, February 3, 2017

Merindukan Langit

Hasil gambar untuk gambar orang berdiri memandang langit
https://indahitusunnah.wordpress.com/category/akhlak-dan-nasehat/

Bulan ini, jika perhitunganku benar, maka kita sudah berteman selama enam tahun, di social media!

Aku masih ingat saat kita saling membalas komentar di facebook. Ketika bulan puasa di waktu sahur. Pada tahun pertama. (2012)
Lalu kau menyapaku di twitter pada awal tahun kedua. Bukan percakapan yang panjang, tapi sangat menyenangkan, menurutku. (2013)
Di akhir tahun ketiga kau menyapaku lagi di twitter setelah sekian bulan kau menghilang secara tiba-tiba. Ah, mengapa aku masih mau membalas sapaan mu ya? Di tahun ini pula pertemuan pertama kita dengan sapa dan canda. (2014)  
Kau memberiku semangat untuk ujian nasionalku! Via twitter (2015)
Seandainya kau tahu, aku sengaja mencari moment agar bisa menemuimu, oke, melihatmu. Karna kau tidak menyapaku walau aku ada! Ingat pertemuan yang ini? (2016)

Tahun ini, kenangan apa ya yang akan aku ingat?
Aku ingin merindukanmu, tapi itu sulit. Serius, aku sudah mencoba berbagai cara untuk bisa merindukanmu tapi selalu gagal. Petanda apakah ini? (2017)


“Lia,“
Sebentar ya. Ada seseorang memanggilku dari depan. Aku seperti mengenalnya. Itu seperti suara dosen bahasa Indonesiaku, pak Bowo. Hah! Pak Bowo?


“Iya pak?”
Kau tahu kan bagaimana ekspresi orang ketika kaget?


“Sudah selesai dengan tugasnya? Kau nampak bersemangat sekali dengan tugas ini. Jadi apa resolusimu?”


“Merindukan Langit, pak!”
Dan kau pasti tahu, seisi kelas menertawakanku! Sial, mengapa aku jadi merindukanmu.

10 comments: