www.lokerkata.com |
Aku pernah sangat membenci akhir pekan. Ketika aku
tidak berada pada hari penuh kesibukkan, kau selalu datang menyibukkan
pikiranku.
Aku pernah sangat membenci akhir pekan ketika hanya kau dan
kau yang ada di pikiran ku.
###
“Boleh minta tolong kirimin file yang kemarin?” kataku dalam
pesan yang ku kirim padamu dua hari lalu.
Masih jelas tertulis juga dengan singkat, “aku udah nggak
punya, minta yang lain aja”
Padal sudah jelas bagiku kau tidak ada niatan membantuku.
Sudah jelas juga bagiku usahaku mencari topik pembicaraan denganmu gagal total.
Siapa yang peduli dengan file yang sebenanrnya sudah tersimpan rapi di
laptopku, tapi semua gagal. Aku tidak mendapatkan simpatimu.
Aku pernah sangat membenci akhir pekan. Dulu. Saat kau masih
menjadi satu-satunya yang mengisi pikiranku dan meresahkan hatiku karna tak
sekalipun aku mendapat yang ku mau.
Masih jelas dibayanganku ketika aku mengikuti langkah kakimu
perlahan. Kau melangkan menuju gedung olahraga, membawa tas yang berisi tongkat
baseball. Aku mengikutimu dengan diam-diam ketika kau masuk ruang ganti,
menunggumu di luar ruangan dengan cemas. Tak terkira betapa bergetarnya
jantungku berdetak melihatmu dari jauh, melihat senyum yang kau berikan kepada
setiap orang yang kau temui, melihat matamu yang selalu teduh dan optimis. Kau
tau betapa sulitnya aku menarik nafas, begitu bahagia bisa sedekat ini dengan
mu?
Kau keluar ruang ganti, berjalan menuju lapangan, melakukan
pemanasan, berlari mengelilingi lapangan, melakukan peregangan, memantulkan
bola baseball ke tanah. Aku yakin kau tidak menghiraukan keberadaanku yang
berada di kursi penonton bersama yang lain. Kau bermain dengan epic pada
latihan kali ini. Beberapa orang dalam tim mu terlihat memuji keahlianmu memukul. Pelatihmu, berulang kali ku lihat tersenyum saat kau berhasil mendapatkan poin
dengan mudah. Duduk di kursi cadangan dan meneguk air dari botol yang sudah
sangat kuhapal sambil mengibaskan rambut. kau tau betapa kencangnya jantungku
berdetak melihatmu semenawan itu?
Kau tau berapa banyak kupu-kupu yang berputar di perutku
saat mengikutimu dari belakang? Menepi di balik tembok setiap kau membalikan
badan merasa dibuntuti. Kau tau betapa menyenangkannya berada didekatmu? Dan
saat ini aku benar-benar hanya berjarak satu langkah dibelakangmu di ruang
ganti. Kau sedikit terlambat menyadari kehadiranku, kau terlalu
asik dengan duniamu sendiri, sama seperti hari-hari biasanya bahkan ketika aku
mencoba mencari perhatiaanmu. Hanya kita berdua di ruang ganti ini dan kau
terlambat menyadarinya.
“Key” masih jelas teringat bagaimana raut mukamu kaget
melihatku tepat berada di belakangmu. Aku memberikan senyum terbaikku, seolah
ingin mengatakan akulah orang yang selalu berharap pesannya kau balas, orang
yang selalu berharap mendapat simpati darimu, dan aku adalah orang yang menanti kau menatapku begitu lekat seperti ini.
Aku tau
pula dengan pasti bahwa efek yang kau rasa akan berjalan tepat pada waktunya. Pas dalam lima hitungan, kau kesakitan, memegang kepalamu
yang sangat sakit seperti tertusuk paku, kau mengaduh, meronta tapi tak sanggup
meminta pertolongan, kau tepat terjatuh di depanku ketika aku mengakhiri
senyumanku.
Namun sekarang, aku tidak lagi membenci akhir pekanku. Tidak
lagi.
No comments:
Post a Comment