Wednesday, March 11, 2020

Keyla Series : Penguntit

Image result for siluet penguntit
www.lokerkata.com

Aku pernah sangat membenci akhir pekan. Ketika aku tidak berada pada hari penuh kesibukkan, kau selalu datang menyibukkan pikiranku.
Aku pernah sangat membenci akhir pekan ketika hanya kau dan kau yang ada di pikiran ku.


###


“Boleh minta tolong kirimin file yang kemarin?” kataku dalam pesan yang ku kirim padamu dua hari lalu. 
Masih jelas tertulis juga dengan singkat, “aku udah nggak punya, minta yang lain aja”
Padal sudah jelas bagiku kau tidak ada niatan membantuku. Sudah jelas juga bagiku usahaku mencari topik pembicaraan denganmu gagal total. Siapa yang peduli dengan file yang sebenanrnya sudah tersimpan rapi di laptopku, tapi semua gagal. Aku tidak mendapatkan simpatimu.



Aku pernah sangat membenci akhir pekan. Dulu. Saat kau masih menjadi satu-satunya yang mengisi pikiranku dan meresahkan hatiku karna tak sekalipun aku mendapat yang ku mau.

Masih jelas dibayanganku ketika aku mengikuti langkah kakimu perlahan. Kau melangkan menuju gedung olahraga, membawa tas yang berisi tongkat baseball. Aku mengikutimu dengan diam-diam ketika kau masuk ruang ganti, menunggumu di luar ruangan dengan cemas. Tak terkira betapa bergetarnya jantungku berdetak melihatmu dari jauh, melihat senyum yang kau berikan kepada setiap orang yang kau temui, melihat matamu yang selalu teduh dan optimis. Kau tau betapa sulitnya aku menarik nafas, begitu bahagia bisa sedekat ini dengan mu?

Kau keluar ruang ganti, berjalan menuju lapangan, melakukan pemanasan, berlari mengelilingi lapangan, melakukan peregangan, memantulkan bola baseball ke tanah. Aku yakin kau tidak menghiraukan keberadaanku yang berada di kursi penonton bersama yang lain. Kau bermain dengan epic pada latihan kali ini. Beberapa orang dalam tim mu terlihat memuji keahlianmu memukul. Pelatihmu, berulang kali ku lihat tersenyum saat kau berhasil mendapatkan poin dengan mudah. Duduk di kursi cadangan dan meneguk air dari botol yang sudah sangat kuhapal sambil mengibaskan rambut. kau tau betapa kencangnya jantungku berdetak melihatmu semenawan itu?

Kau tau berapa banyak kupu-kupu yang berputar di perutku saat mengikutimu dari belakang? Menepi di balik tembok setiap kau membalikan badan merasa dibuntuti. Kau tau betapa menyenangkannya berada didekatmu? Dan saat ini aku benar-benar hanya berjarak satu langkah dibelakangmu di ruang ganti. Kau sedikit terlambat menyadari kehadiranku, kau terlalu asik dengan duniamu sendiri, sama seperti hari-hari biasanya bahkan ketika aku mencoba mencari perhatiaanmu. Hanya kita berdua di ruang ganti ini dan kau terlambat menyadarinya.

“Key” masih jelas teringat bagaimana raut mukamu kaget melihatku tepat berada di belakangmu.  Aku memberikan senyum terbaikku, seolah ingin mengatakan akulah orang yang selalu berharap pesannya kau balas, orang yang selalu berharap mendapat simpati darimu, dan aku adalah orang yang menanti kau menatapku begitu lekat seperti ini. 

Aku tau pula dengan pasti bahwa efek yang kau rasa akan berjalan tepat pada waktunya. Pas dalam lima hitungan, kau kesakitan, memegang kepalamu yang sangat sakit seperti tertusuk paku, kau mengaduh, meronta tapi tak sanggup meminta pertolongan, kau tepat terjatuh di depanku ketika aku mengakhiri senyumanku.

Aku pernah sangat membenci akhir pekan.
Namun sekarang, aku tidak lagi membenci akhir pekanku. Tidak lagi.

No comments:

Post a Comment