Friday, March 27, 2020

Rahasia


MY NAME'S DESI
www.google.com

Jika sudah sampai titiknya untuk tidak peduli, bahkan melihatmu saja rasanya sudah tidak sesak, sudah tidak rindu, sudah tidak ada keingingan untuk mencari alasan berinteraksi lagi.

Jika sudah fasenya untuk tidak peduli, mungkin mendengar kabar bahwa kau sekaratpun hatiku sudah biasa saja dan mulut ini hanya mengeluarkan satu huruf "O", itu pun bisa jadi sebuah basa-basi di depan orang.

Jika sudah masanya untuk tidak peduli, kau bahkan bukan unfinished business ku lagi, kau bukan lagi hantu yang menggentayangiku setiap hari

Jika sudah waktunya untuk tidak peduli, di nalarku, hatiku, dan alam bawah sadarku kau sudah bukan siapa-siapa lagi.

Dan memang, benar jika tulisan ini masih tentangmu berarti kau masih ada di nalar, hati dan alam bawah sadarku,  


Tapi pahamilah, semua ekspresi ini adalah caraku menerima apa yang terjadi saat ini, keadaan kita, dan sebuah proses untuk menyelesaikan urusan denganmu, 

Agar kau menjadi cerita di masa lalu yang sudah tak bisa lagi kuingat, karna syaraf-syaraf otakku memutuskan untuk menghilangkanmu dari sinap-sinap itu.

XXX

Menjadi sebuah refleksi tersendiri bagi saya, ketika tulisan ini disampaikan untuk seseorang, saya sadar betul ada orang lain di luar sana yang menghendaki pula tulisan ini untuk saya. 

Beritahu saya cara terbaik untuk mengatakan bahwa jangan memilih saya, bahkan menunggu. Saya terlalu takut untuk berkata maaf dan pergi berlalu. Saya pun tak memungkiri bahwa ada seseorang yang selalu ada ketika saya di bawah.

Apa mengatakan langsung itu baik? atau membiarkannya berlalu dan mati dimakan perasaan sendiri lebih baik? Saya tidak tau mana yang pantas saya lakukan untuk diri saya sendiri jika benar ada seseorang yang mengirimkan saya tulisan ini. 

No comments:

Post a Comment