Monday, July 31, 2017

Kamu dan Writer's Block-ku

Gambar terkait
https://www.ryanhealy.com/
“Biasa aja bisa nggak sih? Galaunya sampe akut gini”
“Aku biasa kok. Orang kita cuma temenan” kataku sedikit sewot. Menuju ke dapur mengambil gelas berusaha menghindari pembicaraan ini.


Dua hari ini, Sekar menjadi sangat cerewet, mengingatkanku tentang hubungan yang katanya sedikit “nakal”. Jangan berpikir macem-macem ketika aku menyebut kata nakal. Aku hanya keluar pergi makan bersama Aldi yang telah memiliki pacar. Padahal aku hanya pergi bersama Aldi lima kali. Lagipula bukan aku yang mengajak duluan, Aldi yang mengajak lebih dulu.


“Gimana bisa biasa aja? Minggu depan kamu KKN dan seminggu ini kamu nggak produktif sama sekali. Inget loh, kamu harus ngirim naskah drama radio.”

“Itu namanya Writer’s Block. Semua penulis pemula juga ngalamin. Nggak usah bawa-bawa Aldi”


“Trus sampe kapan kamu mau jadi penulis pemula? Kapan mau maju”

“Nanti juga ada waktunya. Santai aja”


Sekar masih ngomel nggak jelas di atas kasurku. Tempat yang seharusnya paling nyaman untuk mengabaikan ocehannya, sayangnya, seluruh bantalku disabotase.
Harus ku akui, seminggu ini tak ada satu naskahpun yang berhasil aku selesaikan, padahal aku telah terikat kontrak dan lebih parahnya lagi minggu depan aku berangkat KKN ke Lampung. Bisa saja aku mengerjakannya di Lampung, tapi kemungkinan besarnya tak akan ada sinyal untuk mengirim dan naskahku tidak sempurna. Aku seperti diserang malas secara tiba-tiba untuk menulis. Seperti yang kubilang tadi, writer’s block. Aku juga tak tahu pasti mengapa ini bisa terjadi. Hipotesis dari Sekar, aku diserang galau karena Aldi tak menghubungiku seminggu ini dan pacarnya mulai mencurigai hubunganku dengan Aldi. Merusak keadaan psikologisku untuk menulis. Entahlah


Di atas kasur, Sekar masih mengomel tentang tangunggjawab yang harus aku penuhi dengan kontrak itu. Mengingatkanku tentang susahnya menjalin relasi dengan radio ternama negeri ini, bagaimana nantinya jika aku merusak kepercayaan mereka, dan berapa ratus ribu yang harus kuganti jika aku menyalahi kontrak. Memang tak pernah mudah menjadi penulis. Huft.


“Pokoknya ya Nay, kamu tu harus…”
“... harus baca buku biar banyak referensi? Nih!”

Sukses, Sekar diam melihat progresku mencari bahan referensi. Aku bisa tidur di balik buku, memimpikanmu.







Tantangan Kelas Fiksi #5

2 comments:

  1. Aku bukan fokus ke writers blocknya malah fokus ke Aldi. Eh... 😄😄

    ReplyDelete
    Replies
    1. wwkwkwkwk tolong kak April, jangan menggagalkan tugas saya yang ini. haha. Dia hanya satu dari sekian alasan writer's block para penulis pemula :D

      Delete