Friday, March 31, 2017

Kesepakatan Hati

Aku mulai berdamai dengan hatiku sendiri
Untuk tidak merasa kegirangan saat bertemu denganmu
Untuk tidak mengharap dari apa yang ada saat ini

Aku mulai bersepakat dengan diriku sendi
Agar tak membiarkan jantung ini bergedup kencang, bahkan hanya karena mendapat pesan balasan darimu

Aku mulai semua, untuk tidak lagi memikirkanmu secara berlebih

Kau dan Katarsis

"Mbak, nanti aku mau katarsis ya"
"Iya, beliin makan dulu"

Pesanku terhenti dengan kesepakatan itu. Bagi kami mahasiswa jurusan psikologi, kami terbiasa menggunakan istilah "katarsis" untuk menggantikan kata 'curhat'. Kata yang memiliki makna hampir sama, walau ku tahu makna yang terdapat pada kata 'katarsis' pasti lebih dalam dari itu.

Dan aku kembali mengingatmu

Apa kabarmu rekan katarsisku?
Yang kini terpisah tidak hanya perbedaan kota, tapi benua dan samudra
Semoga kau sukses dengan tujuanmu disana

###


Kau yang Menyebalkan

Berani taruhan, setelah ini pasti kau akan datang
Setelah aku sukses mengokohkan niat untuk melapaskanmu

Memang begitu kan tabiatmu.

Mengapa sih menyebalkan selalu berpasangan dengan ngangenin ?




Perkenalan Denganmu

Aku percaya bahwa hidup tak seindah sinetron, tapi bukan berarti kita tidak bisa merasakan sepenggal bagian dari apa yang terjadi di sinetron kan?
Seperti apa yang baru saja terjadi

"eh dek" kata seseorang yang duduk tepat dibelakangku, seperti menginstruksikanku untuk menengok kearahnya.

Aku menengok padanya membulatkan bola mataku sambil menatapnya. Berkata "apa" dalam bahasa isyarat seolah tertarik dengan panggilannya.

"emm ... " katamu seperti memikirkan sebuah persoalan tentang persidangan yang sedang berlangsung.

" ... eh, belum kenalan" lanjutmu mengalihkan maksud panggilanmu, membuatku menahan tawa dalam hati.

Kau ulurkan tanganmu, kusambut sambil kukatakan namamu.

"Dafit" katamu

Lalu tanpamalu aku mengatakan "udah tau"

Dan begitulah akhirnya, kau tidak menyampaikan apa yang ingin kau katakan tentang pemikiranmu tadi. Hmm, jadi begini cara berkenalan seorang ketua badan eksekutif mahasiswa. Menarik 

Perdebatan Terakhir

"Karena kamu nggak tahu seberapa besar aku cinta ke mereka!"

"Berarti kamu nggak cinta ke kita?"

"Aku akan ngelakuin hal yang sama juga buat komunitas ini"

"Ya udah, apa susahnya janji ke aku gak bakal ngelakuin hal yang aku minta?"

"Kamu egois! Kamu ngelarang aku ngasih sumbangsih untuk sesuatu yang aku suka!" Bantingan pintu ruang produksi mengakhiri perdebatanku dengannya pagi hari ini.

Pelarian

"Suka panahan juga?"
"Eh, iya. Pertamanya si cuma coba-coba, abis itu ketagihan"
"Sama. Tau nggak apa yang paling bikin seneng kalau panahan?"
"Em, ini nih, waktu anak busur kamu bisa kena ke sasaran. Ya walau belum di point yang paling tinggi. Tapi rasanya udah seneng kalau udah bisa kena"
"hahaha, iya sama. Namanya juga kita masih pemula"
"iya, ketika anak busur kamu kena ke sasaran, rasanya tuh kayak kamu bisa ngerasain sasaran yang kepanah itu, Kayak bola basket yang berhasil masuk ke ring, rasanya sama"


Basket? Jadi kamu lebih suka basket dari pada panahan?

Thursday, March 23, 2017

Sebuah Analogi

Hasil gambar untuk danbo bermain
http://megha-puthree.blogspot.co.id/2012/05/danbo-i-love-you.html
Pernah kau merasa tidak dianggap terlalu penting oleh suatu kelompok yang dulunya kalian pernah sedekat nadi?
Entahlah, jika aku boleh mengatakan iya tapi mungkin ini terlalu subjektif.

Aku pernah menjadi bagian dari sebuah kelompok yang sampai saat ini masih selalu kubanggakan. Karena suatu hal aku harus meninggalkan mereka. Ini bukan sebuah pengkhianatan atau kebosanan. Aku tidak pernah merasa bosan dengan mereka, paling tidak sampai saat ini.

Waktu terus bergulir hingga jarak yang ada diantara kami tidak lagi sebatas masalah geografis, namun emosi.
Ikatan ini perlahan mulai mengendor dan kami mulai disibukkan dengan tugas masing-masing tanpa ada komunikasi satu sama lain dan aku mulai merasa terabaikan. Terlalu subjektif kan.

Seperti yang pernah dikatakan seorang asessor saat kami terlibat dalam suatu diskusi. "... analoginya begini deh, kalau ditanyain kalian paling deket sama ibu atau ayah kalian pasti langsung kepikiran salah satunya kan? dua-duanya sama-sama penting, tapi pasti ada satu yang selalu lebih dari yang lain. Jadi ketika aku tanya kalau himpunan mahasiswa ada rapat dan di waktu yang sama kalian ada acara di organisasi lain, kalian pilih yang mana? Itu bukan pertanyaan klise!"


Aku paham apa yang dia sampaikan, aku mulai menganalogikan kalian sebagai apa dalam hidupku dan aku menyesal pernah mendengar penjelasan ini.  

Thursday, March 9, 2017

(Bukan) Manisnya Terjatuh

Gambar terkait
http://www.sigambar.com/2015/07/12-gambar-boneka-danbo-sedih-galau.html

Benarkah ini deritaku?
Mencinta tanpa pernah terkatakan
Melihatmu tanpa berani menyapamu
Memandangmu yang perlahan menjauh

Benarkah harus selalu seperti ini?
Lalu kapan aku merasakan manisnya terjatuh?
Apa memang ini yang namanya mengagumi?
Bagiku, ini terlalu sakit

Monday, March 6, 2017

Gestaaltian dan Kau

Hasil gambar untuk prinsip gestalt closure
https://arpoesto.wordpress.com/2016/06/09/mengenal-teori-gestalt-pada-visual-sensation/

Seperti para Gestaaltian yakini, kita tidak akan mendapatkan sebuah rasa yang jika hanya mengindra dari setiap elemen-elemennya saja. Semua akan lebih bermakna jika kita memaknainya dari sebuah keseluruhan.


Seperti secangkir coklat hangat yang kini ada didepanku. Rasanya yang sedikit manis dan kepulan asap yang masih terlihat sangat cocok menemani malam gerimis ini. Aku tak akan pernah mendapatkan perasaan senyaman ini jika hanya menyesap bubuk coklat lalu disusul sesendok air gula. Nikmatnya coklat panas tidak bisa kurasakan hanya dengan memegang cangkir yang hangat saja ditambah kepulan asap dari cangkir lain.


Seperti itu pula aku memandang kehadiranmu. Aku tidak akan bisa memaknai perasaan seindah ini jika hanya melihat matamu saja, jika hanya melihat hidungmu saja, jika hanya melihat mulutmu mengumbar sebuah guyonan tentang penjaga cafe dibelakang meja kasirnya, tak akan bisa.


Gestaaltian menjelaskan tentang prinsip-prinsip persepsinya yang tentu saja berpengaruh bagi kehidupan kita. Seperti prinsip Closure yang sangat terkenal. Kita tetap dapat memaknai sebuah benda walau benda itu tidak utuh, ada bagian yang tidak tertutupi. Kita sebagai makhluk yang memiliki pengalaman dengan mudah dapat mengetahui benda apa itu. Lalu bagaimana aku menutupi jarak yang ada diantara kita jika kita tidak pernah membentuk sebuah pola yang ideal?

Sunday, March 5, 2017

Kau dan Kata Ikhlas


Kau rayu aku lagi. Ah, aku benci dengan anak sosial.

"mau?" katamu menawarkan sepotong roti yang kau pegang dan hampir kau makan.
"Nggak mau, cuma satu." jawabku basa-basi.
"Loh, itu bedanya orang ikhlas sama nggak,"

Aku melihatmu sambil mengerutkan dahi, seolah berkata "kok bisa?"

"kalau orang ikhlas, punya satu ya dikasih satu. Kalau orang nggak ikhlas dikasih dua walau dia punya sepuluh."

Kau menatapku sambil tersenyum. Aku yang tak pernah bisa tahan ditatap oleh orang lain memalingkan muka dan tertawa kecil, membenarkan apa yang kau katakan.
Kongres masih terus berjalan tanpa peduli para pesertanya mulai kelaparan. Aku menoleh ke arahmu lagi berharap roti yang kau makan benar-benar kau tawarkan padaku, aku mulai lapar.

"mas..."
"Hemm?"

Kau mengunyah potongan terakhir roti itu. Sial