Tuesday, August 30, 2016

Surat Rindu

Hasil gambar untuk amplop surat rindu
https://kulihatkurasakudengar.wordpress.com/page/151/


Teruntuk kau yang kurindukan,

Dulu, kalian bilang jika ada sesuatu tinggal bilang, jangan putus komunikasi, ada apa-apa kasih kabar, benar-benar menjanjikan. Tapi kini disaat aku benar-benar merindukan kalian, pesanku hanya menjadi bahan bacaan berbalas satu –dua tak berlanjut.


Aku tau aku telah membuat dirku sendiri menjadi orang lain diantara kita. Aku yang memutuskan untuk pergi. Tapi kau tahu kan ini pilihan yang sulit, aku belum mampu melepas pikiranku dari kalian.


Seandainya kalian tahu dan jika boleh aku bercerita. Di tempat baru ini, sangat sulit bagiku menahan sesak ingin bertemu. Rindu yang semakin hari semakin menumpuk, tak juga luntur bahkan ketika kita kembali bertemu. Dan ketika aku tahu, setiap pertemuan yang terjadi setelah kata pamit dulu, akan ada perpisahan yang semakin menambah sesak di dada.


Tangis ini, jika saja mampu menghapus kerinduanku kepada kalian, akan kubiarkan semalam suntuk  air mata mengalir. Namun nyatanya, menangis hanya membuatku semakin mengenang kalian dan mengantarku pada tidur malam. Hingga aku terbangun di keesokan harinya dan kembali mengingat kalian.
Aku tahu ini tak boleh berlanjut semakin parah, tapi sampai saat ini aku masih memikirkan cara terbaik untuk tidak memikirkan bahkan merindukan kalian. Tenang, aku tak bisa melupakan kalian. Setidaknya itu perkiraanku saat ini. Hhahaha.


Dengan surat ini, walau hanya sedikit, setidaknya perasaanku mulai membaik. Mengharap kalian akan membaca dan membalas surat ini tentu akan sangat membuatku senang. Terlebih jika kalian mengirimiku pesan pribadi(modus). Ah, menulis memang obat mujarab untuk menyampaikan persaan.
Terimakasih telah membaca surat ini. Walau kalian tidak membalasnya, setidaknya kalian tahu kalian masih sangat berarti untukku.


Salam rindu

Penulis

Monday, August 8, 2016

The Man with Glasses (part3)

http://firdart.blogspot.co.id/

Let her go and realize me.


Finnaly I can see you again, after you went to another city without say goodbye in previous meeting. It is our fifth meeting and you sit down beside me. Yaa, as usual, my heart beat fast. Because we have to discuus about the next project we can meet.


There is a rose in my bag. I get it from another organization when they promote their event. You wonder from who I get it. It is enough to make you jealous. Hhaha.
Ah jealous, reminder me with my mistakes. Saveral times ago, I got your social media account then I knew some fact about your love story. I regret ever doing that.


XXX


Well, I wont give up on usEven if the skies get roughI'm giving you all my loveI'm still looking up (Jason Mraz)


You choose this song when you get broken heart. Do you know what I feel everytime I listen that song? When I realize that you work hard to keep faith with your ex-girlfriend. I don't know why, but it makes me little hurt. I'm not jealous with your ex-girlfriend, she is just your past. How you fight for your love that makes me jealous.
It better for you to stop fighting for your love now. Hahaha. Let her go!


You see her when you close your eyesMaybe one day you'll understand whyEverything you touch surely dies (Passenger)

XXX


So far so good, even your love story still disturb my mind.
Yaa, the fifth meeting. Hopefully will not be the end. Sit beside you and talk anything with you is good enough to make sweet memory. You ask me from who I get the rose, advise me to take care in another city, and ask me to stay in social media group. I think it is a good farewell. I will never forget what you say and keep on waiting for your arrival in my city as your promise.


Thank you for giving me sweet memories in this city, I like the way you look at me behind your glasses.
You are one of many reasons that makes me hard to go.
Nice to meet you. See you in another chance :)
Bye..

Whatever it takes or how my heart breaksI will be right here waiting for you (Ricard Marx)

Wednesday, August 3, 2016

Biarkan Dia Pergi

http://delistyaa.blogspot.co.id/2014_07_01_archive.html

Aku sudah mempelajari bagaimana kau memperjuangkan perasaanmu
Menjaganya tetap dihatimu walau dia telah menjauh
Meyakinkanya meski dia tak lagi milikmu


Semakin hari semakin aku mengerti bagaimana rasanya menjadi engkau
Menahan sakit kehilangan sesuatu yang masih sangat kau damba
Semakin hari semakin aku mengerti pula
Ini membuat hatiku sedikit sesak


Kau,
Tak sudikah merelakannya pergi dengan apa yang telah dia pilih?
Membiarkan hatimu melupakan bagaimana rasanya menahan perih barang sebentar
Mengijinkan seseorang yang berbeda meredam rasamu yang tak terbalaskan


Atau kau cukup kuat menahan semuanya?
Membiarkannya mengalir bersama lagu-lagu yang kau pilih
Dengan lirik-lirik yang kau pikir itu gambaran dari posisimu saat ini
Tidakkah kau merasa semua itu semakin membuatmu tersayat?


Biarkan dia pergi
Bukan saatnya lagi kau menghindar dari kenyataan
Sudah waktunya kau membiarkan hatimu mengenal rasa yang baru



Biarkan dia pergi dan kau akan tahu, aku tak pernah rela melihatmu seperti ini

Tuesday, August 2, 2016

Keluarga dan Himpunan Mahasiswa

Ini logo keluarga saya. mana punyamu? :D


Kisah ini tertulis setelah membaca pesan dari suhu kita, Bang Syaiha. “isi aja sembarangan, yang penting ada” katanya ketika menanyakan kabar blog murid-muridnya dan untuk itu saya tulis kisah ini. Semoga terhibur, terinspirasi atau bahkan tersandung bosan. Hahaha, jangan pliss.


###


Buat teman-teman pasti pernah sekolah dong ya. Biasanya kalau udah disekolah, awal-awal masuk pasti ada bapak atau ibu guru yang bilang “kita ini keluarga, kalau disekolah bapak ibu guru ini jadi orang tuamu, temen-temen mu itu jadi saudaramu”. Walaupun dikampus gak ada yang bilang kayak gitu, tapi disini saya menemukan sebuah keluarga, himpunan mahasiswa jurusan.


Terlepas dari bapak dan ibu dosen yang super baik (ini serius) ada pula yang kami tuakan di himpunan ini. Pasti teman-teman juga memiliki sebutan untuk petinggi-petinggi organisasi. Biar kuceritakan siapa saja mereka :D


Yang pertama kita panggil “Ayah”, seorang laki-laki yang menjabat sebagai ketua himpunan. Karena dia pemain drama apalagi kita jurusan sastra. Jadi, ayah ini tingkahnya penuh dengan drama. Pertama kali ketemu dia itu waktu ospek jurusan. Ayah jadi mahasiswa pendamping kelompok saya, sedikit aneh melihat tingkahnya hhhahaha. Tapi dia baik untuk menjadi seorang leader.


Yang kedua “Om”. Ga ada spesifikasi jelas untuk siapa panggilan ini. Tapi pertama kali saya mendengar kata ini, seseorang semester 10 yang mendapat julukan romantis ini. Setelah event besar jurusan, seorang ketua panitia berhasil dipanggil Om. Dan untuk selanjutnya, semua orang yang menjadi ketua panitia akan mendapat julukan “Om”


Masih banyak julukan yang lain pasti, entah karena saya lupa atau belum pernah mendengar, tapi saya hanya ingat 2 itu saja. Hahaha. Disini saya merasakan bahwa hidup tidak perlu diisi dengan segala macam pencitraan dan topeng. Kau bebas melakukan apapun yang kau suka, akan selalu ada orang yang mengingatkanmu tanpa membencimu. Bukankah begitu keluarga? Itu yang saya terima di himpunan ini.


Karena suatu sebab saya harus pamit dari himpunan ini. Kau tau kawan bagaimana rasanya berpisah dengan orang-orang yang dapat membuatmu senang dan sedih secara bersamaan? Semua terlalu sulit.


Terimakasih untuk semua kakak-kakak dan saudara saya. Seneng bisa kenal kalian, apalagi kamu (yang terakhir abaikan).
Semoga kita masih punya banyak waktu untuk membuat kenangan yang berarti lagi.
Teruntuk Himpunan Mahasiswa Jurusan Sastra IAIN Surakarta. Nothing can replace you all :)



Btw, gimana sama keluargamu di sekolah? :D