https://kulihatkurasakudengar.wordpress.com/page/151/ |
Teruntuk kau yang kurindukan,
Dulu, kalian bilang jika ada sesuatu tinggal bilang, jangan
putus komunikasi, ada apa-apa kasih kabar, benar-benar menjanjikan. Tapi kini disaat aku benar-benar
merindukan kalian, pesanku hanya menjadi
bahan bacaan berbalas satu –dua tak berlanjut.
Aku tau aku telah membuat dirku sendiri menjadi orang lain
diantara kita. Aku yang memutuskan untuk pergi. Tapi kau tahu kan ini pilihan
yang sulit, aku belum mampu melepas pikiranku dari kalian.
Seandainya kalian tahu dan jika boleh aku bercerita. Di tempat
baru ini, sangat sulit bagiku menahan sesak ingin bertemu. Rindu yang semakin
hari semakin menumpuk, tak juga luntur bahkan ketika kita kembali bertemu. Dan
ketika aku tahu, setiap pertemuan yang terjadi setelah kata pamit dulu, akan
ada perpisahan yang semakin menambah sesak di dada.
Tangis ini, jika saja mampu menghapus kerinduanku kepada
kalian, akan kubiarkan semalam suntuk
air mata mengalir. Namun nyatanya, menangis hanya membuatku semakin
mengenang kalian dan mengantarku pada tidur malam. Hingga aku terbangun di
keesokan harinya dan kembali mengingat kalian.
Aku tahu ini tak boleh berlanjut semakin parah, tapi sampai
saat ini aku masih memikirkan cara terbaik untuk tidak memikirkan bahkan
merindukan kalian. Tenang, aku tak bisa melupakan kalian. Setidaknya itu
perkiraanku saat ini. Hhahaha.
Dengan surat ini, walau hanya sedikit, setidaknya perasaanku
mulai membaik. Mengharap kalian akan membaca dan membalas surat ini tentu akan
sangat membuatku senang. Terlebih jika kalian mengirimiku pesan pribadi(modus).
Ah, menulis memang obat mujarab untuk menyampaikan persaan.
Terimakasih telah membaca surat ini. Walau kalian tidak
membalasnya, setidaknya kalian tahu kalian masih sangat berarti untukku.
Salam rindu
Penulis